Glutathione (GSH) yang disebut sebagai Mother of Antioxidants, pertama kali ‘ditemukan’ 130 tahun yang lalu oleh J. de Rey Pailhade pada ragi Saccharomyces cerevisiae. Pailhade menyebutnya “filothion” dan seiring waktu telah banyak penelitian yang menjelaskan peran pentingnya dalam kehidupan.
Struktur Glutathione dan peran redoksnya ditetapkan oleh Sir Frederick Gowland Hopkins pada tahun 1922.
Awalnya diklaim sebagai dipeptida kemudian menjadi tripeptida (sistein, glisin dan asam glutamat).
Glutathione terdapat di sel dalam dua keadaan : tereduksi (GSH) dan teroksidasi (GSSG).
Rasio GSH ke GSSG menentukan status redoks sel sel. Sel sehat saat istirahat memiliki rasio GSH / GSSG> 100 sedangkan rasio turun menjadi 1 hingga 10 pada sel yang terpapar stres oksidatif.
Glutathione juga dikenal sebagai buffer tiol yang menjaga gugus sulfhidril dari banyak protein dalam bentuk tereduksi. Glutathione diproduksi secara eksklusif di sitosol dan secara aktif dipompa ke dalam mitokondria.
Apa peran Glutathione ?
Joseph Pizzorno dalam jurnal medisnya yang dipublikasikan Februari 2014 di US National Library of Medicine National Institutes of Health, merinci beberapa manfaat Glutathione bagi tubuh yaitu :
- Netralisasi kimiawi langsung dari oksigen tunggal, radikal bebas hidroksil, dan radikal bebas superoksida
- Kofaktor untuk beberapa enzim antioksidan
- Regenerasi vitamin C dan E.
- Netralisasi radikal bebas yang dihasilkan oleh metabolisme hati dari toksin kimiawi Tahap I
- Satu dari 7 reaksi hati Tahap II, yang mengkonjugasikan zat antara aktif yang diproduksi oleh Tahap I untuk membuatnya larut dalam air untuk diekskresikan oleh ginjal.
- Transportasi merkuri keluar dari sel dan otak
- Pengaturan proliferasi seluler dan apoptosis
- Penting untuk fungsi mitokondria dan pemeliharaan DNA mitokondria (mtDNA)
Mengapa disebut sebagai Antioksidan?
Glutathione berperan dalam detoksifikasi tubuh pada beberapa kondisi : eksresi dari sel, ekskresi dari tubuh dan juga menetralkan radikal bebas.
Glutathione secara langsung “melahap” oksidan-oksidan seperti : anion superoksida, radikal hidroksil, oksida nitrat dan radikal karbon.
Glutathione juga melindungi sel dari oksidan dengan cara mendaur ulang vitamin C dan E.
Mengapa Glutathione Tubuh berkurang ?
Glutathione tubuh (endogen) yang dihasilkan oleh mitrokondria sel akan berkurang pada kondisi penyakit degeneratif seperti :
- Penyakit neurodegeneratif : Alzheimer, Parkinson, Huntington, ALS (amyotrophic lateral sclerosis) dan ataksia Friedreich
- Penyakit Paru : PPOK / COPD, asma dan sindrom respirasi akut
- Penyakit imun : HIV, otoimun
- Penyakit kardiovaskuler : hipertansi, miokard infark, kolesterol
- Penyakit terkait usia lanjut : katarak, degenerasi makular, gangguan pendengaran dan glaukoma
- Penyakit hati
- Fibrosis kistik
- dan proses penuaan itu sendiri
Bagaimana memenuhi kebutuhan Glutathione ?
Seperti diulas di atas, Glutathione memang memiliki peran untuk melindungi tubuh dari potensi sakit akibat radikal bebas. Namun, Glutahione itu sendiri akan menurun pada kondisi sakit.
Karena itu, kita sebagai “pemilik” tubuh itu sendiri, perlu untuk tetap menjaga kesehatan tubuh dengan perilaku hidup sehat :
- menghindari potensi radikal bebas seperti tidak merokok, tidak konsumsi makanan instan, dll
- menjaga metabolisme yang sehat : tidak berlebihan ‘lemak jahat’, minuman tinggi gula/glukosa dibatasi, istirahat / tidur yang teratur dan cukup
- makan makanan yang menutrisi tubuh, bukan sekedar mengeyangkan saja.
Bagaimana dengan Nutrisi Glutathione sebagai antioksidan ?
Walaupun banyak kontroversi mengenai hal ini, namun ada beberapa hasil penelitian juga yang memberikan hasil memuaskan tentang manfaat suplementasi Glutathione (tentang hal ini akan dibahas di artikel yang lain)
Comment