Yuk-Simak.Info – Sejak keikutsertaan Indonesia dalam Survei Programme for International Student Assessment (PISA) di tahun 2001, performans Indonesia masih belum memuaskan bahkan hasilnya masih di bawah angka rata-rata.
PISA merupakan studi yang diselenggarakan oleh OECD (Organisation for Economic Cooperation and Development) beserta konsorsium internasional yang membidangi masalah sampling, instrumen, data dan pelaporan.
Setiap tiga tahun sekali PISA melakukan studi dan memberikan hasil informasi tentang benchmark internasional mengenai kelemahan serta kekuatan siswa beserta faktor-faktor yang memengaruhinya.
Target Penilaian meliputi 3 bagian : Pemahaman Membaca (Reading), Matematika dan IPA (Science)
Dalam bidang Membaca terdapat penilaian tentang kemampuan : teks narasi, teks deskripsi, teks eksposisi, teks eksplanasi, teks prosedur dan teks pengayaan.
Dalam bidang Matematika meliputi kemampuan : pola bilangan, persamaan dan rumus, bentuk aljabar, bilangan cacah dan bilangan bulat, peluang, interpretasi data, pengaturan dan representasi data, pengukuran, bentuk-bentuk geometris, lokasi, pergerakan, dan spasial, rasio, proporsi dan persentase, pecahan dan desimal.
sedangkan dalam bidang IPA meliputi kemampuan : gaya dan gerak; perubahan pada lingkungan; perkembangan dan siklus hidup organ; keanekaragaman, adaptasi dan seleksi; ekosistem; struktur; fungsi dan proses pada organisme; karakteristik dan klasifikasi makhluk hidup; jenis, sumber, dan konversi energi; panas dan suhu; kesehatan manusia; cahaya dan optik; listrik dan magnet; serta wujud benda dan perubahan fisika.
Untuk nilai kompetensi Membaca, Indonesia berada dalam peringkat 72 dari 77 negara. Untuk nilai Matematika, berada di peringkat 72 dari 78 negara. Sedangkan nilai Sains berada di peringkat 70 dari 78 negara. Nilai tersebut cenderung stagnan dalam 10 – 15 tahun terakhir (dalam tulisan Kompas oleh Ayunda Pininta Kasih)
Sedangkan hasil skor penilaian PISA terhadap siswa di Indonesia terlihat pada grafik berikut ini :
Terlihat dari hasil penelitian sejak tahun 2001 dari 3 bidang penilaian, Indonesia masih berada di bawah rata-rata OECD. Sedangkan trendnya masih mengalami sedikit perbaikan dari sebelumnya, dan yang perlu mendapatkan perhatian khusus adalah pada literasi/kemampuan membaca dimana nilainya justru kembali ke angka awal sejak awal Indonesia ikut penilaian PISA ini.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim telah menyiapkan lima strategi untuk mengembangkan SDM Indonesia menjadi lebih unggul diantaranya : Pemilihan Kepala-kepala Sekolah dari Guru-guru terbaik, Mencetak Generasi Guru “Baru”, Menyederhanakan Kurikulum, Menggunakan AKM (Asesmen Kompetensi Minimum) sebagai pengganti Ujian Nasional dan menyiapkan Platform Teknologi Pendidikan berbasis mobile.
Mari kita dukung semua upaya perbaikan yang ada, sehingga dengan semua strategi yang dikembangkan dapat meningkatkan nilai kemampuan siswa-siswa Indonesia.
Sumber : dari berbagai sumber.
Comment